Rabu, 01 Juli 2015

Problematika Dakwah

Makalah
PROBLEMATIKA DAKWAH
Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Setifikasi IV
Dosen Pengampu : Sutipyo R., S.Ag M.Ag



Disusun oleh :
Lilis Ernawati
12001163
Kelas : E


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki 6 macam agama yang diakui secara hukum. Keunikan ini yang kemudian dijadikan dasar semboyan “Bhenika Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Setiap agama memiliki ajaran tersendiri untuk diamalkan dalam kehidupan masing-masing agama. Selain itu, setiap agama memiliki cara tersendiri untuk menyebarluaskan agama yang di anutnya.
Dalam Islam, istilah menyebarluaskan ajaran agama ini di sebut dakwah. Dakwah memerlukan kekuatan ekstra, tidak hanya mengajak dan berbicara saja tetapi lebih dari itu. Mengontrol atau mengevaluasi hasil dakwah adalah suatu masalah yang sangat penting dan urgen dari tujuan dakwah itu sendiri. Dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagamaan untuk mengubah pandangan hidup, sikap bathin dan perilaku umat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam menjadi sesuai dengan tuntutan syariat untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia. Kegiatan dakwah bukan hanya mencakup sisi ajakan (materi dakwah) saja, tetapi juga seluruh unsur yang terkait dengan dakwah yang dapat menjalankan secara efektif tujuan dari apa yang dikehendaki oleh maksud dan tujuan dakwah itu sendiri.
Problematika dakwah sudah menjadi ’makanan sehari-hari’ bagi pendakwah, kadangkala permasalahan itu timbul sebelum proses dakwah, selama proses atau sesudah dakwah itu dilakukan. Tidak dapat dipungkiri, penyebaran agama islam pada zaman sekarang adalah pewujudan dari dakwah orang-orang alim sebelum kita.
Dari problematika dakwah, maka perlu adanya manajemen dakwah. Hal yang perlu di perhatikan pertama yaitu perencanaan, karena perencanaan sebagai awal kita melakukan proses manajemen sebelum kita melakukan pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan.
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Problematika berasal dari kata problem yang artinya soal, masalah, perkara sulit, persoalan. Problematika sendiri secara leksikal mempunyai arti : berbagai problem. Untuk jadi pengemban dakwah cukup bermodalkan keimanan, ilmu, dan kemauan.
Allah swt. Berfirman
:وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru manusia menuju Allah?” (QS Fushhilat [41]: 33)

Menurut Imam al-Hasan, ayat di atas berlaku umum buat siapa aja yang menyeru manusia ke jalan Allah (al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi). Mereka menurut Imam Hasan al-Bashri, adalah kekasih Allah, wali Allah, dan pilihan Allah. Mereka adalah penduduk bumi yang paling dicintai Allah karena dakwah yang diserukannya.
Selain itu, pujian bagi para pengemban dakwah senantiasa disampaikan Rasulullah untuk mengobarkan semangat para shahabat dan umatnya. Seperti dituturkan Abu Hurairah: “Siapa saja yang menyeru manusia pada hidayah, maka ia mendapatkan pahala sebesar yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka.” (HR Muslim)
Para shahabat Rasulullah begitu gigih dan pantang menyerah dalam berdakwah. Sebagian besar waktu, tenaga, pikiran, harta-benda, keluarga bahkan nyawa pun rela mereka korbankan untuk mendapatkan pahala Allah yang melimpah dalam aktivitas dakwah.
Dan da’i pun bisa seperti para sahabat. Walau tidak hidup di zaman Rasulullah, tapi warisan beliau yang berupa al-Quran dan as-Sunnah tetap eksis sampai sekarang dan terjaga kemurniannya.
Ternyata aktivitas dakwah tidak hanya berlimpah pahala. Dari sisi psikologis, aktivitas dakwah sangat membantu remaja untuk mengenali diri dan masa depannya. Menurut Maurice J. Elias, dkk dalam bukunya berjudul “Cara-cara Efektif Mengasuh EQ Remaja”, ada beberapa hal yang dibutuhkan remaja untuk menjalankan tugas tersebut.

B.     Problematika Dakwah
1.         Problematika Dakwah Secara Eksternal
Problematika dakwah secara eksternal yakni problem-problem, hambatan-hambatan, dan tantangan-tantangan dakwah yang bersumber dan berasal dari berbagai kalangan dan pihak umat manusia di luar lingkup kaum muslimin.
Diantaranya adalah yayasan-yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan. Dengan atas nama pendidikan global dan internasional, beasiswa ke luar negeri sehingga otak kaum muslimin dicekoki dengan pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan islam. Sekolahan yang ada di negara-negara islam dijadikan alat untuk memurtadkan umat islam dan mendangkalkan akidah umat islam.
Atau juga yayasan perdagangan, dengan alasan bisnis dan sebagainya, namun diantara dananya digunakan untuk memurtadkan umat islam, membiayai media untuk merusak citra umat islam dan lain sebagainya.
Namun kita fokuskan pada permasalahan konspirasi global. Dimana seluruh musuh-musuh islam bersatu padu memerangi umat islam. Sebenarnya, masalah ini telah ada sejak zaman dahulu kala.
Teori Konspirasi Global adalah suatu pandangan yang meyakini bahwa terdapat suatu kelompok elit yang menguasai dan mempengaruhi setiap aspek kehidupan (ekonomi, sosial, budaya, militer, politik, pemerintahan, media massa, teknologi, bahkan agama) yang memiliki agenda membentuk satu pemerintahan dunia di bawah satu pemimpin dengan menghalalkan segala cara. Kelompok elit ini menduduki berbagai posisi penting dari setiap aspek kehidupan di atas, dan mereka ada di hampir semua negara terutama negara-negara besar. Mereka saling terhubung satu sama lain dan membentuk suatu jaringan yang sangat kompleks yang memungkinkan mereka menjalankan berbagai skenario global (krisis ekonomi, wabah, krisis politik, hingga peperangan). Allah Ta’ala mengingatkan kepada kita dalam surat Al Anfal ayat 73.
                                                                                
وَالَّذينَ كَفَرُواْ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ (الأنفال: 73)

“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu[625], niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar”. (Al Anfal: 73)
[625] yang dimaksud dengan apa yang telah diperintahkan Allah itu: keharusan adanya persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin.
Syaikh ‘Abdur-Rahman bin Nashir bin as-Sa’diy Rahimahullahu dalam tafsirnya Taysiru Karim ar-Rahman fie Tafsiri al-Kalam al-Mannan menjelaskan bahwa Allah Ta’ala mengikatkan perwalian antara sesama mu’min. Dia juga mengkabarkan bahwa sifat perkumpulan orang-orang kafir, sebagian mereka merupakan wali bagi sebagian lainnya. Maka tidaklah menjadikan orang kafir sebagai teman akrab, pemimpin dan penolong kecuali kafir juga seperti mereka.
Di dalam menghadapi kubu keimanan front kekufuran “menafikan perseteruan antar sesama mereka”. Antar sesama kekuatan kafir mempunyai kepentingan dunia yang juga saling berbenturan. Kadang mereka dapat menegosiasikan kepentingan itu sehingga sepakat berbagi, namun tak jarang perseteruan itu begitu terbuka tak dapat ditutupi.
Meskipun begitu, jika berhadapan dengan kubu keimanan, kekuatan yang berebut kepentingan itu akan bersatu. Hal ini dikarenakan mereka paham betul bahwa jika mereka memberi celah kepada kubu kekuatan iman untuk berkembang dan memenangi pertarungan, kepentingan bersama mereka yang paling mendasar pasti terancam. Titik pertemuan kepentingan itu adalah “kehidupan mereka yang dilandaskan kepada hawa nafsu”. Karena itu mereka berdiri di satu front dan membidik dari satu busur.
Karenanya, Allah Ta’ala memerintahkan kepada orang-orang mu’min untuk melakukan hal yang sama. Perintah itu ditampilkan dalam balutan penggambaran akibat buruk jika hal itu diabaikan. Karena tidak ada fitnah dan kerusakan yang lebih besar daripada merampas Rububiyah Allah, Uluhiyyah-Nya dan hak-hak preogratif-Nya, sehingga manusia merasa berkuasa di dunia padahal mereka adalah makhluk lemah ciptaan Allah Ta’ala yang Maha Kuasa.
…Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. [Al-Anfal: 73]
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إذَا اشْتَكَى شَيْئًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Dari Nu’man bin Basyir Radhiallahu Anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Permisalan orang-orang mu’min didalam saling mencintai, saling mengasihi dan saling menjaga hubungan sesama mereka seperti satu tubuh ; jika salah satu bagian merasakan sakit, seluruh tubuh merasakan demam dan tidak dapat tidur”. [HR. Bukhari dan Muslim]
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu Anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Orang mu’min satu dengan lainnya seperti bangunan yang sebagiannya menopang sebagian yang lain”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Itulah sebabnya Imam Asy Syaafi’I Rahimahullahu menyatakan bahwa kekufuran itu adalah satu agama yang sama. Para abnaa` ash-shohwah al-Islamiyah pasti mengenal istilah itu. Frase yang menggambarkan perkubuan berbagai aliran faham kekafiran tatkala berhadapan dengan kekuatan Islam. Kekafiran merupakan agama yang tunggal, meski berbagai credo, beragam aliran kepercayaan, namun sejatinya satu. Satu dalam front berhadapan dengan keimanan.
Sebenarnya konspirasi Global untuk menghancurkan Islam secara sistematis dan terorganisir secara rapi telah ada sejak masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Sebagai pembawa risalah Islam dari Allah Ta’ala, Rasulullah dan para sahabatnya tidak luput dari konspirasi musuh. Baik sebelum hijrah di Mekkah, ataupun setelah hijrah di Madinah.
Diantara Konspirasi terhadap Islam sebelum hijrah adalah penyiksaan terhadap umat Islam. Seperti yang dilakukan kepada Bilal dan keluarga Yasir Radhiallahu Anhum. Bentuk yang lain adalah membujuk Rasulullah dan menyebarkan syubuhat tentang pribadi Rasulullah dengan menuduh beliau sebagai orang gila, Penyihir. Bahkan Konspirasi yang paling besar adalah adalah upaya untuk membunuh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Namun Allah Ta’ala menyelamatkan Rasulullah dari konspirasi tersebut. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُواْ لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
“dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Al-Anfal: 30)
Diantara Konspirasi terbesar yang dilakukan setelah hijrah adalah upaya untuk menyerang umat islam dalam perang ahzab yang dilakukan oleh persekongkolan kafir Quraisy, kaum munafik, dan yahudi.
Konspirasi terhadap islam setelah masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Rangkaian konspirasi tidak berhenti dengan meninggalnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Berbagai upaya dikerahkan sepanjang sejarah untuk menghancurkan eksistensi Islam dari muka bumi (liyuthfi`u nurallah).
Konspirasi terhadap Islam di masa modern.
Umat islam di zaman modern menghadapi Konspirasi yang sangat komplikasi. Lebih dari itu kondisi umat islam di zaman ini sedang kehilangan powernya dalam berbagai lini kehidupan. Kelemahan ini kemudian menjadi makanan empuk bagi para musuhnya dalam melakukan konspirasi. Di antara Konspirasi besar yang dihadapi umat Islam di era kontemporer adalah konspirasi terhadap tanah Palestina, yang dilakukan oleh Zionis.
Dalam bentuk apa konspirasi global sekarang ini? Diantaranya:
Pertama, menghancurkan seluruh gerakan islam di dunia ini khususnya mereka yang bekerja untuk menegakkan syariat Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui jalan dakwah dan jihad.
Kedua, menyusupkan orang-orang ke dalam organisasi pergerakan islam.
Ketiga, mengganti peran aktivis dakwah yang komitmen terhadap diennya dengan kumpulan orang-orang yang ghirahnya lemah terhadap islam.
2.         Problematika Dakwah Secara Internal
Problematika dakwah secara Internal yaitu problem-problem, permasalahan-permasalahan, dan hambatan-hambatan dakwah yang bersumber dan berasal dari lingkup internal kaum muslimin sendiri. Diantara problematika tersebut adalah:
a.    Adanya Perpecahan Antar Gerakan Islam
Perpecahan terjadi bila setiap jamaah memandang bahwa hanya dirinya satu satunya jamaah kaum muslimin dan bukan salah satu jamaah dari kaum muslimin. Bahwa seluruh yang haq ada padanya, sedangkan jamaah yang lain tidak lebih dari kesesatan, bahwa untuk masuk ke surga dan terhindar dari api neraka adalah dengan bergabung ke dalam jamaahnya. Seakan akan jamaah inilah satu satunya kelompok yang berhasil, sedangkan jamaah yang lain rusak semua.
Sekalipun di antara mereka tidak mengatakan secara lisan, namun mereka berkata dengan bahasa keadaan. Kondisi inilah yang sering dikeluhkan oleh para pengikut setia pergerakan yang ikhlas serta memiliki semangat yang kuat untuk menyukseskan amal islami dan meluruskan jalannya.
Kita berupaya agar antar jama’ah melakukan upaya pendekatan (taqaarub), kita mengatakan “Taqaarub” (pendekatan) dan bukan “Wahdatun” (persatuan), karena tidak dapat dipungkiri banyaknya jumlah jamaah yang berperan aktif untuk Islam. Meskipun kita menginginkan jamaah-jamaah itu tergabung menjadi satu jamaah dibawah satu kepemimpinan. Dan itu angan-angan yang sangat indah, akan tetapi tanpa upaya mewujudkannya, sungguh suatu hal yang sangat sulit dan tidak mudah digapai.
b.    Munculnya Faksi-Faksi Dalam Satu Jama’ah Dan Hilangnya Teladan Baik Dari Para Pemimpin Gerakan Dakwah.
Diantara krisis besar yang sedang melanda Gerakan Dakwah hari ini ialah krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan tersebut terjadi dalam semua level kehidupan.
Para aktivis dan sebagian tokoh yang masih komitmen dengan nilai dan semangat dakwah mengalami kehilangan kepercayaan terhadap para pemimpin dakwah yang kurang professional dan bahkan menyimpang. Kondisi seperti ini telah melahirkan faksi, perpecahan, atau paling tidak perang dingin internal.
Kalau dibiarkan tanpa ada solusi yang benar, dikhawatirkan akan menimbulkan bencana besar bagi dakwah, paling tidak seperti yang dirasakan saat ini, hilangnya semangat berdakwah yang sudah pasti menyebabkan pertumbuhan dakwah menjadi lamban, dan bahkan mengalami setback (kemunduran), khususnya secara kualitatif. Sejarah Gerakan Dakwah kontemporer juga mencatat perpecahan internal nyaris tidak dapat dihindarkan sehingga memunculkan berbagai pecahan atau ibarat sekoci-sekoci yang lepas dari induknya.

C.     Analisis
1.         Mengapa Problematika terjadi
Mengapa problematika terjadi? Menggugah pikiran kita bukan? Pertanyaan yang cukup simple namun inilah yang terjadi, problematika ini yang menjadi pertimbangan dan mengevaluasi pelaksanaan dakwah.
Mengapa terjadi? Dari awal manusia tercipta, iblis tidak mau menyembah manusia sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna, hingga iblis kemudian meminta kepada Allah untuk menggoda manusia sampai hari kiamat tiba. Hingga hari kiamat tiba iblis akan tetap menggoda manusia untuk mengikutinya (iblis), yang pasti pada jalan yang sesat. Dari sinilah kemudian muncullah pengikut-pengikut iblis yang salah satunya adalah orang-orang kafir. Intinya orang-orang ini ingin merusak dan menghancurkan agama Islam karena takut pada keimanan. Berbagai cara mereka lakukan untuk menjerumuskan kaum muslimin ke jalan sesat, mulai dari menjelek-jelekkan ajaran islam hingga menyusupkan orang-orang ke dalam organisasi pergerakan islam
Secara intern umat Islam, permasalahannya adalah karena lemahnya iman sehingga mudah terombang-ambing bahkan menjadi pengikut kaum kafir. Umat Islam bagi kalangan ekonomi menengah kebawah lebih mudah di iming-imingi harta. Dan ekonomi menengah ke atas di manfaatkan harta bendanya untuk hal-hal yang merusak agama Islam. Begitu kopleknya problematika umat islam ini.
2.         Langkah-langkah Dakwah
a.    Perencanaan dakwah
Tahap ini meliputi membuat susunan materi dakwah yang akan disampaikan kepada Mad’u (sasaran dakwah) dan juga membuat susunan acara yang akan dilakukan mulai dari awal hingga akhir acara tersebut. Perencanaan ini harus matang, terlebih menghadapi kekompleksan problematika dakwah. Perencanaan ini meliputi siapa pelaksana dakwah (subjek dakwah), siapa objek dakwah (mad’u), metode apa yang di gunakan dalam dakwah, bagaimana logistik dakwah, materi dan bentuk dakwah serta media dakwah yang di gunakan. Terutama pada bidang pendidikan, ekonomi, sosial budaya, politik dan lain sebagainya.
Terkait dengan mad’u, subjek dakwah harus memperhatikan latar belakangnya. Selain itu juga harus memperhatikan metode dan media yang digunakan. Karena strategi yang di atur sedemikian rupa ini akan menarik jika sesuai dengan mad’u, metode dan media yang cocok.
b.    Pengorganisasian dakwah
Tahap ini merupakan tahap yang dimana segala anggota penyelenggara acara berkumpul bersama dan saling bekerja sama dengan harapan tujuan dakwah tersebut bisa sukses. Pengorganisasian dakwah akan memperjelas jobdesk (tugas masing-masing pendakwah).
c.    Penggerakkan dakwah
Tahap ini merupakan di mana segala anggota yang terlibat, menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan perencanaan kegiatan dakwah yang telah dibuat bersama. Pada tahap ini, antara subjek satu dengan lain saling mengingatkan supaya adanya kontrol guna memperlancar dakwah serta menjaga citra pendakwah maupun ajaran agama itu sendiri.
d.   Pengendalian dakwah
Tahap ini merupakan suatu upaya mengatur jalannya acara, agar acara tersebut berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat bersama. Jadi situasi acaranya bisa terkendali.
e.    Evaluasi dakwah
Tahap ini merupakan suatu upaya melihat hasil / feedback yang diberikan mad’u, setelah mad’u tersebut menerima pesan dakwah yang disampaikan oleh Da’i. Apa saja kekurangan dan hambatan dakwah serta bagaimana respon mad’u terhadap kegiatan dakwah dan hal lain terkait hal-hal yang akan di evaluasi.

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dakwah merupakan perbuataan mulia yang beri ganjaran sangat besar oleh Allah Swt. Dakwah bukan sekedar menyampaikan ajaran Islam saja melainkan perlu adanya citra dan kesan yang baik supaya ajaran yang di bawa da’i dapat diterima oleh mad’u.
Melihat problematika dakwah yang sangat kompleks saat ini, maka perlu di lakukan perencanaan dakwah, pengorganisasian dakwah, penggerakkan dakwah, pengendalian dakwah dan evaluasi dakwah yang di susun sedemikian rupa sehingga mampu manarik mad’u dan memberikan kesan yang baik pula. Terutama dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Rafi’udin. 1997. Prinsip dan Startegi Dakwah. Bandung: Pustaka Setia
Sanwar, Aminuddin. 1986. Pengantar Ilmu Dakwah. Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo.
Sudarto. 2000. Menejemen Dakwah. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar